Tiada dunia tahu
Tentangmu, Ibu
Tiada senyum tulus
Untukmu, Ibu
Kau katakan, dunia tidak akan pernah runtuh dengan kebaikan
Maka yang kulihat darimu, hanya kebaikan
Karena kau memberi kebaikan
Tapi senyum tulus itu
Tak datang untukmu
Mereka berbondong-bondong datang
Menawarkan kripik dan baju gamis berjuntai
Pada Si Kaya yang gemerlap, yang perhiasannya mengkilap
Aku berprasangka, itu hanya untuk cari muka
Si Miskin ingin dapat kerja
Katamu, itu kebaikan
Kepada siapa memberi, tak jadi soal
Tapi aku menggugatmu
Bukankah yang memberi adalah Si Miskin? Pantaskah Si Kaya menerima?
Kau tersenyum, seolah tak peduli dengan perkataanku
Aku memaksa
Mengiba agar kau menjawab
Kau tak juga jawab hingga hari wisudaku tiba
Kau katakan
Setiap yang memberi, lebih mulia dari yang diberi
Tak kau pelajari itu dari Nabimu?
Tapi Si Miskin tak tulus memberi
Si Kaya pun tak peduli
Padahal Si Miskin tengah mencari-cari perihal kerja untuk menyambung hari
Tapi beribu tapi
Kukatakan berapi
Ibu menjawab lagi
Begitulah hati, Nak
Siapa yang tahu isi
Hanyalah Dia Illahi
Katanya, satu saja yang perlu kau garisbawahi
Berbuat baiklah sepanjang hari
Tuhanmu melihat, Dia tak mati
Berapa kebaikan bernilai
Berapa dalamnya hati
Berapa dalam syahdu nurani
Tuhanlah saksi sejati
Kita hanya manusia
Berbuat baiklah setiap hari
Jangan lelah jangan letih
Lakukanlah sampai mati
With peace and love,
@sundakelapa90
Tidak ada komentar:
Posting Komentar