Kamis, 25 Februari 2016

Berbudaya, Beragama, Bersaudara

Lelah. Malas. Tapi geram.

Itulah perasaan saya ketika membaca tulisan dalam meme ataupun artikel tentang hal-hal yang harusnya sudah final, tapi diperdebatkan dengan menarik urat oleh sebagian kalangan muslim. Tentang menulis kalimat Insya Allah-In Syaa Allah, Amin-Aamiin, dan juga perdebatan tentang mengucapkan hari besar perayaan agama orang lain.

Setiap tahun berulang. Itu-itu saja yang dibahas. Sadarkah mereka jika itu hanya akan menguras energi dan waktu?

Di balik dunia sana, orang sudah berpikir bagaimana bisa menghasilkan bibit padi yang bisa tumbuh dan panen hanya dalam hitungan hari. Atau ada juga yang berpikir menciptakan kendaraan udara semacam mobil, meracik obat-obatan pencegah demensia, atau memberikan terapi ampuh untuk mengurangi halusinasi orang dengan skizofrenia.

Itu sebabnya saya sangat menyayangkan kejadian remeh-temeh ini terus diperdebatkan di sebagian kalangan muslim. Mengklaim diri paling benar, menegasikan orang lain, dan bertindak dengan arogan seolah wakil Tuhan.

Marilah kita kembali kepada dasar diri manusia diciptakan ke bumi: menjadi pemimpin. Pemimpin untuk dirinya sendiri. Pemimpin untuk nuraninya, pemimpin untuk hatinya, pemimpin untuk penanya, pemimpin untuk tutur katanya, pemimpin untuk sikapnya, dan pemimpin untuk segala hal yang menjadi tanggung jawabnya.

Jadilah pembicara, penulis, penyanyi, penda'i, pengajar, pengamat, yang terus menebarkan kesejukan. Menjadi candu bagi mereka yang haus ilmu dan persaudaraan. Jadilah seluruh tutur kata dan laku menjadi hal yang paling menyejukkan di dunia. Menjadi yang paling ditunggu oleh setiap pemimpin di bumi. Menjadi manusia berbudaya beragama bersaudara.

Tulisan ini, saya pun takut akan menjadi bumerang untuk diri saya sendiri. Siapa yang tak lupa jika saya juga manusia, yang tak luput dari salah dan dosa. Mohon maaf jika ada salah-salah kata, tegur saya jika salah.

With peace and love,
@sundakelapa90

Cibubur, 25 Februari 2016
Pukul 20.50 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar